2016/08/16

Muslim Television Ahmadiyya

Muslim Television Ahmadiyya

MTA merupakan Televisi Muslim Pertama di dunia yang memancarkan program siaran menjangkau ke lima benua.
Ketika mulai siaranya diakhir tahun 1992 , saat itu baru mengudara seminggu sekali dan hanya tiap hari jumat, dengan acara siaran langsung khutbah Jumat Imam Jemaat Ahmadiyah International- Hazrat Mirza Taher Ahmad atba.
Siaran Khutbah yang hanya satu jam ini dipancarkan langsung dari Masjid Fadhal London – di 16 Gressen Hall Road SW 18 5 QL. London UK. Ketika itu logo nama masih memakai AMP- atau Ahmadiyyah Muslim Presentation.  Untuk bisa menyiarkan khutbah yang hanya satu jam tiap Jumat inipun- waktu itu masih numpang siaran dari ATN- Asia Television Network, sebuah stasiun Televisi Milik India.

Satelite STATIONAR
Perkembangan pesat terjadi sejak tahun 1993,ketika itu sebuah team Jemaat dibawah koordinasi Jaswal Brothers mampu membuat loncatan dengan menyewa satelite buatan Rusia yang namanya STATSIONAR, pada saat Uni Soviet masih bersatu, Satelite ini namanya Ghorizon, sehingga untuk siaran selanjutnya tidak harus menumpang  lagi pada ATN.
Bahkan ditahun itu pula untuk menyiarkan pembukaan Masjid Ahmadiyah di Toronto-Canada dan Baiat International 1993 dari Islamabad-Tilford Inggris, disewa empat Satelite sekaligus. Hal ini dimaksutkan agar semua program siaran bisa ditangkap diseluruh dunia. Keempat Satelite tersebut masing-masing  dua STATSIONAR buatan Rusia, untuk menjangkau kawasan Asia Pasific , Australia , Africa serta Timur Tengah.  Satu Satelite EUTELSAT buatan Eropa untuk memancarkan ke Eropa dan sekitarnya , dan Satelite GALAXY –untuk merilai ke Amerika, Canada dan Negara-negara sekelilingnya.
Ditahun yang penuh berkat itu- AMP berubah nama menjadi MTA- Muslim Television Ahmadiyya , yang secara kebetulan sama pula dengan singkatan nama Hazrat Khalifatul Masih IV atba- Mirza Taher Ahmad.

MTA di Indonesia
Untuk melayani pemirsa di Indonesia, Australia dan Asia Pasific, team MTA Pusat berkali-kali mengirim faxsimili ke Indonesia, untuk memastikan apakah penerimaan gambar MTA di kawasan ini cukup baik. Bila masih ada keluhan kurang baiknya  penerimaan gambar dan suara dari antara negara yang ada di kawasan ini, maka team MTA segera mengganti Satelite baru yang daya pancar dan posisinya  mampu menjangkau kawasan tersebut.
 Sudah belasan satelite dicoba untuk memperoleh daya pancar terbaik. Setiap pergantian satelite dinformasikan ke berbagai negara dengan fax, agar  secepatnya setiap negara segera  bisa mennyesuaikan posisi antena parabolanya ke posisi baru.
Meski sudah banyak satelite dicoba , dalam upaya memperoleh daya pancar gambar dan suara terbaik , namun demikian sampai awal tahun 1994 penerimaan dikawasan Asia Pasific, khususnya dibeberapa daerah Indonesia masih belum sempurna.  Hingga akhirnya Hazrat Khalifatul Masih IV atba. memberikan hadiah khusus bagi Indonesia dengan memakai satelite STATSIONAR 7 – yang mengorbit diatas Irian pada posisis 140” East, atau diatas perbatasan Irian Barat dan PNG. Ini terjadi sebulan menjelang baiat International  bulan Juli- Agustus 1994.
Dengan hadiah ini- sehingga ketika  Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia- Haji  Ir.Syarief Ahmad Lubis Msc. memimpin delegasi Indonesia mengikuti baiat International  di Islamabad- Tilford-Inggeris, gambar beliau sudah bisa disaksikan langsung oleh Jemaat di Indonesia. Bersamaan dengan itu, waktu siaran MTA pun terus meningkat. Awalnya 3 jam per hari, kemudian enam jam per hari , selanjutnya menjadi dua belas jam per hari- dan kini telah mencapai 24 jam tiap hari! (nks.11jan96/17:05)

Demam MTA di Indonesia
Menyambut gerak cepat Hazrat Khalifatul masih IV atba dalam mengembangkan program MTA, Jemaat  Indonesia tak mau ketinggalan. Mula-mula dipasang antene Parabola di Pusdik Mubarak Parung dengan ukuran 20 Feet. Karena dianggap belum sempurana ukuranya  kemudian ditingkatkan dan diganti menjadi 25 feet, atau sedikit lebih besar dari Parabola yang terpasang di Istora Senayan Jakarta. Kemudian menyusul Jemaat Jakarta ,Kebayoran,  Bandung , Jawabarat , Jawatimur , Jawatengah , ali, NTB, Sulawesi, Sumatra, Irian, Kalimantan dan seterusnya. Secara Jemaat bergotong- royong maupun perorangan- semua berlomba  berusaha untuk bisa ikut menangkap siaran MTA di daerah masing-masing. Sampai Brosur MTA ini naik cetak, sudah sekitar seratus parabola terpasang untuk maksut program tersebut di berbagai Jemaat se wilayah Indonesia.

Inilah data awal setelah MTA secara bertahap bisa diterima siaranya dengan kwalitas makin membaik diIndonesia:

Satelite : EUTELSAT 703
Position: 57” East
Frequency Video : 4177,5 Mhz.
Polarity : Right Hand Circular
Frequency Audio : 6.50 Mhz ( Bhs.Urdu)
720 Mhz (Arab)
7.02 Mhz (Inggeris)
7.56 Mhz (Perancis)
7.74 Mhz (Bosnia)
7.38 Mhz (Bangaladesh)
7.92 Mhz ( Indonesia)
8.10 Mhz (German)



Awal Perjalanan MTA dari waktu ke waktu
Ditahun 1994, Ahmadi dan simpatisan sudah mulai banyak yang minta penjelasan cara menangkap siaran MTA. Sebagai contoh, seorang pengusaha non Ahmadi di Jawa Tengah yang memiliki parabola yang disalurkan ke seluruh masyarakat di lingkungan RT-RW nya minta agar diberi advis cara mengikuti siaran MTA, supaya masyarakat juga bisa menyaksikan siaran Televisi Muslim Internasional dan tidak hanya dijejali siaran TV duniawi melulu.

Di Anyer, seorang keluarga konglomerat non Ahmadi yang memiliki villa megah dan dilengkapi lebih tiga buah antena parabola, bahkan minta agar dibuatkan memori khusus di pesawat penerima satelitenya - agar setiap saat bisa menangkap siaran MTA.

Saat pameran Nasional Buku Islam – PNBI di IAIN Sunankalijaga Jogyakarta dan Dies Natalis UGM Jogya 1995 , puluhan ribu pengunjug memadati stand Ahmadiyyah yang menggelar buku serta memutar kaset rekaman dan siaran  langsung MTA. Ribuan pengunjung yang  kebanyakan mahasiswa dan pelajar itu berebut meminta penjelasan dan brosur mengenai MTA. 

Ketika mengikuti Surabaya Fair 1994-di Ibukota Jawa Timur dan Seminar Media pertelevisian yang juga diikuti RCTI, TPI, dan TVRI-di Jogyakarta, kehadiran MTA telah mengundang simpati ribuan pengunjung !

Siaran MTA 24 Jam Nonstop Setiap Hari
Pancaran MTA mengalir deras bagai air bah tak terbendung ! program-program islami yang dikoordinir langsung oleh Imam Jemaat Ahmadiyyah Internasional –Hazrat Mirza Taher Ahmad atba memancar kuat hingga ke langit, sesaat menyentuh cakrawala memantul kembali ke bumi, mebias menyinari seluruh persada alam raya.

Bila sebelumnya MTA mempergunakan Satelite Rusia yang relatif berumur sudah cukup tua, karena dibuat semasa Soviet masih bersatu, sehingga pancarannya kadang tidak merata kualitasnya di berbagai Benua, maka sejak awal Tahun 1996 diganti.

Kini MTA mempergunakan Satelite canggih konsersium berbagai Negara yang bernama INTELSAT dengan GLOBAL System. Satelite mangement Amerika yang mengorbit di atas Samudra Hindia ini dan baru diluncurkan Tahun 1995 mempergunakan teknologi mutakhir, memungkinkan segala system pancaran yang diperlukan MTA dapat teratasi.

Seluruh permukaan Bumi bisa tercover dengan satelite INTELSAT ini. Melihat kondisi dan Mensyukuri Karunia Illahi ini-Hazrat Khalifatul Masih lV atba segera menetapkan MTA siaran 24 jam nonstop setiap hari sejak awal tahun 1996.

Kini kapanpun orang ingin melihat MTA- setiap saat bisa menyaksikannya !
Inilah televisi yang dari waktu ke waktu mengumandangkan kebesaran Tuhan serta mengaggungkan keindahan ajaran Islam !

Sekalipun dari segi umur, MTA masih relatif muda dibanding Televisi dunia lainnya, namun dalam hal menyampaikan Syiar Islam secara Internasional – MTA berada dijajaran terdepan dengan jumlah Syiar Islam terbanyak !

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Informasi terbaru yang disampaikan oleh Chairman II MTA Maulana Ataul Mujib Rasyid – pada kesempatan acara Liqaa Ma’al Arab 3 November 1996 di London- bahwa kini di seluruh dunia baru ada dua Televisi milik PBB yang mengudara dengan enam bahasa dan hanya kadang-kadang saja- atau tidak rutin. Dan satu lagi - MTA Internasional yang siaran dengan tujuh bahasa secar reguler/rutin. Alhamdulillah, Allahu Akbar ! Tuhan Maha Besar !

Contoh Acara-Acara MTA Khutbah Jum’at
Acara khutbah Jum’at yang dibawakan oleh Imam Jemaat Ahmadiyyah Internasional- Hazrat Mirza Taher Ahmad atba. -ini disiarkan langsung dari Masjid Fadhl London -biasanya bisa kita terima di Indonesia sekitar Jam 19.00 WIB bila di Eropa musim panas, dan Jam 20.00 WIB bila di Eropa musim dingin. Yang menarik khutbah ini sering berisi pembahasan dan pemecahan segala permasalahan dan perkembangan Islam di seluruh dunia , selalu disiarkan minima l dalam tujuh bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Liqaa ma’al Arab
Acara ini berupa tanya jawab yang diasuh langsung oleh Imam Jemaat Ahmadiyyah Internasional, menanggapi berbagai permasalahan dan pertanyaan yang datang dari kalangan bangsa Arab, menyangkut masalah hukum tatanegara, agama, ekonomi, keluarga, dsb. Disiarkan tiap jam 07 pagi, 00:15 sore, 22:00 malam, dan 04 dini hari WIB.

Dars Qur’an
Pembahasan Al-Qur’an tafsir dan terjemahannya juga diasuh oleh Hazrat Khalifatul Masih IV atba.
Children Corner/Class
Pertemuan dengan anak-anak berbagai Bangsa, melatih dan menampilkan pengetahuan mereka tentang Islam dan segala Ilmu pengetahuan.

Indonesian Program
Acara ini berisi kegiatan Jemaat Indonesia dan Sejarah perjuangan Bangsa, disiarkan setiap hari Senin malam sekitar Jam 19:00 atau Jam 20:00 malam WIB. Menggunakan frequensi Audio utama 6.50 Mhz.  sehingga bisa diterima jelas di seluruh Dunia. (nks/n.2/101196 /1705)

Pelajaran Bahasa
Bahasa Urdu – Oleh Hazrat Khalifatul Masih IV atba.
Bahasa China – Oleh Maulana Usman Chou
Bahasa Belanda – Oleh Abdul Hamid Van der Verden
Bahasa Perancis – Oleh Khadim Frano
Bahasa Norwegia – Oleh Mubaligh Norwey
Dan Masih Banyak Acara lainnya lagi 


Panduan Praktis, 
Cara Menangkap Siaran MTA
Arahkan antena parabola 12(dua belas)feet anda pada posisi 57 derajat East. Atau bagi pemilik parabola di seluruh Indonesia – gampangnya setel-lah parabola anda miring ke arah Barat. Bagi yang lebih sering menangkap siaran dari Satelite Palapa (RCTI, TPI,Malaysia, Australia, dsb) biasanya parabolanya menghadap hampir tegak lurus ke atas. Nah, untuk bisa menangkap siaran MTA putarkan parabola anda miring ke arah Barat secara perlahan-lahan.
Pas –kan posisi frequency Videonya di 4177,5 Mhz. dan Audionya silahkan pilih frequensi berbagai bahasa yang ada di bagian depan brosur ini. InsyaAllah anda akan temui siaran MTA yang mengudara 24 Jam nonstopnsetiap hari. File: bronew16 / nks 10111996/17.03/ ketik ulang: Ilham STG, 8sept 2016.

Keterangan Lebih Lanjut Silahkan Hubungi:

Jemaat Ahmadiyyah Indonesia. Jalan Raya Bogor No.27 po.Box.33 Pru/ Kemang – Bogor, Telp.082.120 879 Fax.021-3459481. INDONESIA


Embriyo MTA di Indonesia
Dari awal tahun 1980an sampai 1989 , pembuatan Dokumentasi Video Kegiatan Jemaat Indonesia sudah dimulai , dibawah koordinasi Sekretaris Audio Visual PB JAI- Ir.Rahmat Djakasentosa- dan Asistennya Zaenal Arifin –Ahmadi Jaktim, dilanjut oleh Pak Memet Ayah Buce dan N.Kukuh Sudjano. Ini adalah masa ketika semua Video dan Audio  Kaset kegiatan Huzur Hz.Khalifatul Masih IV.atba – dan Jemaat Pusat London , selalu  dikirim ke Indonesia, untuk dicopy, diterjemahkan, dan dikirim keberbagai daerah di Indonesia.
N.Kukuh , Jakarta 1987- bertugas mengcopy dan menterjemahkan Kaset Audio/Video dari Pusat London sebelum di kirim ke para Mubaligh dan Jemaat se Indonesia.

Yang menarik, ditahun 1988, Dibawah Koordinasi Sekretaris Tarbiyat PB, dr.Ahmad Dahlan, Team Audio Visual PB JAI berhasil membuat sebuat Video Senetron tentang KPA- Kursus Pendidikan Agama. Kegiatan Shoting yang berlokasi di Jateng, DIY, jakarta dan Bogor ini, disutradarai oleh Azis Sumarlo SH, Ahmadi Jogya yang bisa membuat Senetron untuk TVRI Jogya. Beberapa crew yang terlibat dalam Produksi ini diantaranya; Drs.Saefullah, N.Kukuh Sudjano , Ahma Yasin Salatiga, Arif, Ali Sekka Sukarno , dan masih banyak yang lainnya.

Kukuh di Azok Plaza Hotel-New Delhi India 1991
Menjelang akhir 1989-s/d 1991 , Ir.Abdurahman Tsaqib, Ahmadi dari Sulsel, menjabat Sekretaris Audio Visual PB JAI , dan didampingi N.Kukuh Sudjano- sebagai Asisten AV.

Ini merupakan waktu tersibuk team AV PB JAI, karena  pada 1989 s/d 1990 adalah moment Perayaan Seabad Jemaat Ahmadiyah International di seluruh dunia. Sementara di Indonesia , disamping ada Jalsah Salanah Seabad Ahmadiyah di Pusdik Mubarak Parung-Bogor , juga dilangsungkan Pameran Buku dan berbagai seminar. Semua Acara dimasa itu diliput langsung oleh TEAM AV PB, diantaranya di Padang, Jogyakarta, Semarang, Kediri , Surabaya ,Tasikmalaya dll.

Bahkan di  awal 1990, sambil meliput Pameran Buku dan Konferensi Pers Seabad Jemaat ,di Semarang , Team AV PB JAI juga membagikan bantuan bagi korban bencana alam Banjir Bandang di Semarang. Bantuan Beberapa Ton Beras dan Ribuan Pakaian serta Paket Kue dan Mie , diantaranya di sponsori oleh PPMA dan PPMKAI- dibawah Qaid Nasional Ahmad Supardi, serta Baharudin Muhtar selaku Sekr Kharijiyah PB.


Pertengan tahun 1991, Amir Jemaat Qadian, Mirza Wasim Ahmad, berkunjung ke Indonesia. Team Audio Visual PB meliput sebagian besar perjalanan Cucu Masih Mau'ud ini ke berbagai daerah di Indonesia , diawaki oleh N.Kukuh Sudjano dan Octavianus.
Berdiri dari kiri ke kanan, Kukuh, Ir.Arif D, Ir.S.Lubis MSc, Staf Dhiafat Ind, & Dhiafat Singapore. Mia Wasim duduk didepan, di ruang keluarga Pak Lubis -Bandung 1991

Mia Wasim juga memimpin Pernikahan Masal di Parung maupun di Jalsah Salanah JAI di Peninggilan , yang tentu diliput pula oleh team AV JAI PB.

Dimasa ini, Bersama Muchlis Ilyas, Kukuh dan Octav juga sempat membuat liputan khusus ,wawancara dengan Haryadi, manta Mualim yang sempat menantang Mubahalah Hazrat Murza Taher Ahmad.
Kiri ke kanan,Muhlis Ilyas, Pakistani, Kukuh , 1991

 Kenangan manis dimasa kepengurusan Pak Tsaqib- yang juga pejabat Perusahaan Minyak Amoseas Indonesia ini, adalah ketika team Audio Visual PB JAI berhasil meliput Jalsah Salanah Seabad Ahmadiyah di Qadian- Punjab India. Team ini diawaki oleh; N.Kukuh Sudjano , Abdul Musawir, dan Irfan bin Edi Kadir.
N.Kukuh di Depan Istana -PM Idia Indira Ghandi 1991
Dari Kiri ke kanan, Ihsan Kadir, H.Barjah Garut, Abd Musawir, N.Kukuh, India 1991
N.Kukuh,meliput ditengah sekitar 25ribu peserta - di Arena Jalsah Seabad Ahmadiyah di Qadian INDIA ,1991

Pada tahun 1991 s/d 1994 Ir. Anis Ahmad Ayub , menggantikan Ir.Tsaqib, sebagai Sekretaris Audio Visual PB, dengan Asistennya N.Kukuh Sudjano – dari Semarang. Ini awal ketika AV JAI mulai membeli Parabola sebesar 25 feet, untuk menagkap siaran awal MTA di Parung-Bogor. Dan dibawah instruksi langsung Amir Jemaat Indonesia- Ir.Syarif Ahmad Lubis, AV/JAI dan Team MTA Indonesia, berhasil memproduksi dua jam siaran , acara berbahasa Indonesia, untuk dikirim dalam bentuk kaset VHS ke MTA London.

Tahun 1994 s/d 1999 , Ir.Abdul Qoyum SE  menggantikan Ir. Anis – sebagai Sekretaris Audio Visual PB JAI , juga masih didampingi N.Kukuh Sudjano sebagai Asisten Sami wa Basri- AV PB/MA JAI. Di era Pak Qoyum ini , MTA Indonesia sempat bekerja sama dengan Faruq Afero, seorang Bintang Film Senior Indonesia, untuk memproduksi berbagai acara TV berbahasa Indonesia- untuk dikirim ke MTA London.  Bahkan beberapa acara berbahasa Jawa juga sempat diproduksi MTA Indonesia, dengan Produser Pelaksana Hanafie SM dan BRA Mahyastoeti Notonegoro SH.

Produksi siaran Berbahasa Indonesia makin meningkat, ketika Ir.Yusuf Nanen ikut terlibat dalam MTA Indonesia. Pelatihan untuk crew MTA juga terus digarap.

Perkembangan selanjutnya- N.Kukuh menyampaikan surat usulan kepada Kol.Lius Maala, selaku Amir JAI yang menggatikan Ir.Lubis , agar sekitar belasan Mubaligh ditarik ke Pusat-Parung, untuk ikut menangani Produksi siaran MTA berbahasa Indonesia. Dadang Nasir, Sani, Kasbun, Kusyono dll dikabulkan Amir, untuk ikut menangani Poduksi MTA Indonesia.

Dimasa itu adalah bertepatan dengan suasana Politik Negara Indonesia yang sedang memanas. Beberapa kali bahkan N.Kukuh dan Kolonel Lius, membahas tajam situasi NKRI- terutama di seputar Jakarta. Hingga akhirnaya N.kukuh memilih aktip di pergerakan Reformasi - di seputar Team GusDur & Gus Miftah.
N.Kukuh & GusDur Pro REFORMASI NKRI 

N.Kukuh menyerahkan semua kunci aset MTA Indonesia kepada Mln. Zafrullah Nasir Mbsy , dan belakangan Mln. Zafrullah Pontoh meneruskan Pimpinan MTA Indonesia. (update nks, 8sept2016)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar