Dinamika Kharijiyah

Qoyum dan Apace

Selasa 25 Desember (natalan)2007, jam.08.30 s/d menjelang jam12.00 siang, tim 5 Apace – Parja+Kukuh+ Aadp+Tata+Daus ketemu Pak Qoyum(PQ) di rumah Patra Kuningan.

Mengendarai panter hijau , kendaraan keluarga Engkong Neman Gondrong itu -parkir persis didepan rumah keluarga PQ ,yang sedang berantakan, karena dalam proses renovasi. PQ menjelaskan, niatnya renovasi rumah, agar diatas lantai dua tersedia dua kamar tamu , menyiapkan jika ada tamu luar Negeri. “Masa, diinapkan di Masjid Hidayat terus”, ungkap PQ tersenyum. 

Mengenakan Tshert putih, dengan motip lengan dan kerah warna kuning, dipadu dengan celana panjang abu-2 mendekati krem, PQ  nampak rapi. Dengan raut wajah yang nampak lelah, mungkin sisa dampak operasi kesehatannya di Singapore- beberapa waktu sebelumnya, PQ mencoba rileks- menerima Apace, diruang sempit berbaur dengan rak buku, dan sejumlah peralatan kantor yang numpuk agak berantakan. Maklum, renovasi rumahnya memang belum selesai.

Dalam usianya yang 70 tahunan, PQ tidak terlalu nampak sebagai pria tua yang miskin energi. Vitalitasnya masih terpancar dari sisa keperkasaannya sebagai lelaki yang gemar bermain tenis dan golf.
Anak lelaki tertua Mln. Abdul Wahid HA- Mubaligh JAI awal dari Aceh- itu, pantas memiliki pengalaman panjang  sebagai pejabat tinggi Negara, bersama para Menteri sekelas Ginanjar Kartasasmita, Siswono YH, Aburizal Bakri dll.

Namun melihat gelagat gerak tubuh PQ yang masih lamban, nks berpikir , dan memberi kode ke Aadp, agar temu Apace dgn PQ.jangan terlalu lama. Eh, setelah suasana makin cair, tau-tau  pertemuan Apace& PQ  sudah berlangsung tiga jam! Nks. Langsung memberi kode ke Aadp yang harus tinggal sendirian melanjutkan loby empat mata dengan PQ. Sementara empat personil Apace lainnya bergerak pamit dari rumah PQ.
Celoteh GM-Senyum PQ
Dua keping vcd rekaman Mabes Polri 19des2007,yang berisi dialog delegasi JAI, Amir, PQ,Anis,Soma dan drh A.Saleh- dengan Mabes Polri, Kejagung, GM , DEPAG dll, diterimakan ke PQ. Sementara rekaman Pengajian TWU -Vcd Tomy Soeharto& Gus Miftach(GM) di ph-AA3 yang membahas  Capres Independent,  21/12/07, diputar 3 menit diputar didepan Qoyum.
PQ tertawa lucu saat melihat dan mendengar ungkapan GM di VCD yang mengatakan, “di Penjara hampir tidak ada orang Ahmadiyah dan Qiyadah. Tapi yang banyak di penjara adalah orang NU, orang Muhamadiyah nomer dua- sudah pasti!  Jadi, kata GM, kalau dilihat dari kelakuan, orang yang menyesatkan itu sebenarnya kelakuanya  benar- benar sesat! Tapi yang disesatkan malah baik kelakuannya”!- dan disambut tawa hadirin yang terekam jelas dalam vcd tersebut. PQ faham, itulah gaya khas tokoh yang mulai mendekati Ahmadiyah.

Niat format yang diusung 5Apace ke PQ, untuk mencari kedekatan hati, kesepahaman  laku, menyikapi sikon Internal maupun Exsternal JAI.
Aadp+ Kukuh+Tata aktip menanggapi PQ. Sementara Parja aktip berdoa, dan Daus dokumentasi , sambil ngatur teknis laptop.

Misi itu nampaknya membuahkan hasil. PQ yang awalnya masih  belum tune in ke Apace, namun setelah basa- basi , PQ bahkan menyiapkan laptop untuk memutar vcd yang dibawa Apace.  Lalu teh botol dingin dihidangkan, dengan berbagai makanan kecil , lemper dan kue-2.
Gusdur Jambrong
PQ  cerita banyak tentang hubungannya dengan Gusdur, termasuk  soal setoran Jambrong yang digambarkan oleh PQ- bagaimana Gusdur sambil meraba raba – karena buta- menerima setoran PQ.
PQ ikut menegaskan kembali falsafah dasar didunia Politik, bahwa tidak ada Teman abadi, yang ada ialah Kepentingan Abadi. Tetapi, kalau belum bisa jadi teman,  juga jangan memusuhi tokoh yang manapun.
PQ juga menceritakan, bahwa dirinya pernah jadi anggota MPR dua pereode  jaman Pak Harto, yang tentu juga dekat dengan banyak kalangan Politikus.

PQ mengungkapkan, bahwa baru- baru ini di Jemaat Purwokerto ada aspirasi yang berkembang,  para Ahmadi setempat diminta mendukung salah satu calon Bupati/ Walikota, yang menurut PQ-  calon tersebut  orangnya baik pada Jemaat. Jadi PQ mempersilahkan  kontak ke PB, dan kalau perlu ya mohon doa ke Huzur untuk hal tersebut.

Ketika Apace , menyela dengan mengungkapkan , bahwa Ahmadi Tangerang juga ada yang nyalon Bupati, dan Ketua JAI Malang nyalon Gubernur Jatim, PQ setuju, teruskan dan tingkatkan.
PQ mengaku ketemu Ulil AA , mantunya Mustafa Bisri, sebelum berangkat ke USA. PQ juga mengaku dekat dengan Gus Mus- dalam pengertian sering PQ ngasih duit ke Gus Mus.
Huzur Ahli Politik
PQ sepakat dengat Apace, bahwa Huzur ke 2 juga Ahli Politik dan dekat dengan kalangan Politik. Begitu juga Huzur ke 4. Berdirinya Pakistan jelas ada keterlibatan besar Khalifah Ahmadiyah, juga  Pemilihan Kepala Negara Pakistan Pertama. PQ juga bilang, baca Man of God! Sama dengan sikap Apace.
PQ cerita, bahwa ada beberapa Ahmadi yang tidak setuju kita meniru cara Huzur ke 2. Dalilnya,kata Ahmadi itu, Huzur kan dapat Wahyu untuk melakukan itu, sementara kita kan tidak.  PQ balik bertanya , lha kalau tidak boleh nyontoh Khalifah , kita disuruh nyontoh siapa? Ujar PQ. Ditimpali celetuk Apace,bukankah semua yang disabdakan Rassullullah, dan kini kita tiru kerjakan, juga berasal dari  Wahyu yang diterima Muhammad saw.?

PQ menggambarkan di Jemaat memang banyak macam orang dengan karakter yang berbeda- beda. Tidak ada yang sempurna. Salah satu yang dicontohkan PQ adalah almarhum Abdul Somad – yang selalu tidak setuju Ahmadi berpolitik. Jadi PQ , katanya, sering kalau ketemu Somad di Masjid selalu menegur setengah menyindir: “ Gimana? Jadi Ahmadi tetap tidak boleh berpolitik -ya?”, ujar PQ sambil tersenyum.
PQ menceritakan beberapa orang Pimpinan JAI ada yang tidak menyukai Aadp, Tata, nks, Daus, karena gerakannya di sekitar tokoh Politik Nasional.

Jangan Musuhi, Dekati Para Tokoh
PQ menggambarkan bagaimana Gusdur adalah orang / Presiden yang tidak konsisten. PQ mengaku orang diluar tim resmi Kabinet yang pertama kali diajak Gusdur ,sebagai Presiden, melawat ke Luar Negeri. GD menjanjikan, dalam suatu pertemuan ke PQ, bahwa PQ akan memegang seluruh BUMN dalam masa Pemerintahan Gusdur. Tapi dalam waktu singkat akhirnya PQ Cuma diberi jabatan Dirut PGN. Masih banyak janji-2 lain yang diingkari Gusdur.

PQ berdasarkan asumsinya dengan Gusdur, menganggap GM juga sama saja dengan Gusdur, beda-beda tipis. Tapi prinsipnya kalau ada tokoh yang hanya memanfaatkan JAI, atau pribadi Ahmadi , jangan di musuhi- karena kita akan repot kalau  menghadapi musuh semacam itu, apalagi kalau banyak. Kita harus tetap kontak dan mendekati-siapapun yang pernah membela Jemaat. Satu ketika pasti ada gunanya.

Contohnya , kata PQ, dulu walau PQ sudah setor ke Gusdur, toh masih diingkari janji. Tapi saat sekarang ini, nyatanya Gusdur , walaupun hanya dengan cuap- cuap, tetap membela Ahmadiyah. Jadi mungkin setoran duit yang dulu itu baru berbuah sekarang, ujar PQ dgn senyum .
PQ mengemukakan niatnya untuk hadir di Pengajian GM, tapi, katanya, beberapa Pimpinan JAI melarang, dengan pemahaman agar PQ tidak terkena dampak negatip GM. 

Karena ingin menjaga sikon internal JAI, PQ tidak memaksakan hadir di Pengajian GM. Prinsipnya, kerjakan dengan niat baik, apa yang bisa kita lakukan, demi Jemaat dan Bangsa. Biarkanlah mereka yang belum bisa memahami dan menangkap fenomena zaman. Satu ketika kita akan ketemu pada kesamaan potensi positip yang dimiliki oleh berbagai pribadi dalam Jemaat.

Warnai Dengan Ahlak Positip
Tapi PQ setuju dengan tim Apace, bahwa kita harus berteman dengan siapapun. Karena PQ telah mendapat penjelasan bahwa tim Apace  tetap komitmen, dalam berteman dengan tokoh yang manapun, termasuk dgn GM. Yang penting , seperti yang dinasehatkan Hazrat Masih Mau’ud as., bahwa kita jangan terbawa pada pengaruh Negatip teman-2 kita. Tapi sedapat mungkin kitalah yang mewarnai  dengan ahlak positip terhadap  semua tokoh yang jadi teman-2 kita.

Apace menjawab dengan memberi contoh, bahwa dalam tulisan di naskah Pengajian GM yang semula  terlalu banyak menyitir Jalalain melulu, setelah TTS sering menyodorkan tafsir Qur’an versi JAI, naskah Pengajian GM yang di uplode ke website pun banyak perbaikan.
Contoh lain, karena GM sering berkomunikasi dgn sms, para Ahmadi selalu membalas dengan menyertakan doa-doa. Hasilnya, meskipun sebelumnya GM terlalu vulgar sering mempergunakan kata-kata slengekan, bahkan didepan forum resmi sekalipun, kini mulai  ada perbaikan.
Yang tidak kalah penting,  Apace juga mengemukakan bukti bahwa GM selama ini lebih banyak membela Ahmadiyah di forum-2 resmi, dan juga di Pengajian TWU –PH AA-3 – dihadapan tokoh-2 yang semula anti dan menyerang Ahmadiyah, atas debatan GM- akhirnya mereka bisa akrab dgn para Ahmadi, atau sekurangnya tidak lagi menyerang JAI.
PQ setuju dengan langkah yang dikemukakan Apace, dengan analogi PQ atas kasus Ali Butho dan Zia Ul Haq.  Awalnya para pemimpin Pakistan itu kan bersikap baik pada Ahmadiyah sebelum mereka berkuasa. Tapi setelah berkuasa mengkhianati Ahmadiyah.
Toh- Huzur tetap mendukung dan bersahabat dengan mereka ketika sikapnya baik. Karena yang dipegang adalah kata-katanya. Orang kan tidak berhak menghakimi hatinya. Kalau toh nanti mereka berbuat buruk pada Jemaat, mereka akan berhadapan langsung dengan Allah swt. Sang Pemilik Jemaat Ilahi. Itu pendapat PQ jika diringkaskan susunan katanya.

PQ Nabi dan Rasul
PQ bercerita tentang pengalamannya dalam forum pengajian dikalangan elite , yang mempersoalkan tentang Nabi dan Rasul. Ketika PQ hadir di pengajian itu, diminta untuk menjelaskan menjawab pertanyaan-2 seputar itu.
Baiklah, ujar PQ kepada para hadirin. Siapa Ulama Indonesia yang paling  anda anggap hebat dan ahli menafsirkan istilah-2 dalam Quran? Konon, menurut PQ, hadirin kebanyakan menyebut nama Alwi Shihab atau Quraisy Syihab. Maka PQ pun  mengutip pernyataan Qurays Syihab, begini; Ulama besar itu mengartikan Rasul Adalah Orang yang menerima Wahyu- lalu menyampaikan atau mengajarkan kepada Umat. Sementara  Nabi, menurut Ulama itu, katanya orang yang menerima Wahyu- tapi tidak menyampaikan kepada Umat.

Jadi, kata PQ, kalau Rasul jelas juga sebagai Nabi- menurut Ulama besar itu. Tapi Kalau Nabi belum tentu Rasul- karena tidak menyampaikan kepada Umat.  Nah, lanjut PQ, kalau ada seorang Nabi ditanya oleh orang lain dengan  ungkapan seperti ini; “ Anda benar seorang Nabi? , Jawab si Nabi tentu- Ya saya Nabi!” Sambil tersenyum PQ melanjutkan; “ Kalau anda Nabi tentu terima Wahyu, bagaimana isi Wahyu itu?” Maka , masih kata PQ, si Nabi akan menjawab; “ Oh jangan, tidak boleh tahu, ini wahyu hanya untuk saya , tidak boleh disampaikan”! Lha, apa begitu tafsir  Nabi dan Rasul menurut Ulama Besar itu? Tanya PQ sambil tertawa. Dan akhirnya, kata PQ, hadirin tidak ada lagi yang bisa menjawab.

Cerita Tanah Ciseeng
PQ juga cerita, bagaimana setelah loby dgn Huzur ke 4 ,sejak dari German ke UK, diputuskan membeli tanah Ciseeng yang sekitar 50 hektar.PQ bilang, jika Jemaat membeli 50 hektar, sesuai keinginan Huzur, maka PQ akan nambahi 50 hektar, jadi seratus hektar. Harga tanah Ciseeng waktu itu sekitar 10 ribu rp per meter, kata PQ- saat ini harganya mendekati 30ribu rp per meter. 

Prediksi PQ, kelak daerah itu, harga tanah akan ratusan ribu rp per meter. Jadi, kata PQ, kalau mau gampang, sekarang tanah yang saya beli itu saya jual, sekarang saya sudah milyarder, ujarnya tetap sambil senyum.
Walaupun setelah itu, PQ mengaku, merasakan didalam JAI banyak tentangan terhadap PQ soal tanah Ciseeng. Yang paling repot PQ harus bertentangan dengan Pak Syarif Lubis, bekas atasannya di LeMigas- yang juga manta Amir JAI. Ketika mau menindak lanjuti pengelolaan Ciseeng pun, PQ harus berhadapan dengan adiknya- Ir Kafi- Jaidad? Yang beda pendapat dengan PQ. Dasar gebleg, ujar PQ sambil tersenyum.
PQ punya obsesi, di tanah Ciseeng itu, kita kelak ingin memiliki Universitas, Rumahsakit, Berbagai Badan Usaha,  Sekolah-2 untuk umum dll. Karena, menurut PQ, saat ini kita -JAI kalau ditanya pengkhidmatan kepada Rakyat dan Bangsa Indonesia  -hampir belum ada. Karena kita memang punya sekolah, seperti Al Wahid di Wanasigra dll, tapi itu kebanyakan hanya dimanfaatkan oleh Jemaat  sendiri.
Tidak Cukup Satu PQ
PQ juga  cerita hubungannya dengan Hatta Rajasa(HR) yang bekas anak buah PQ di Pertamina. Via HR –PQ minta agar disampaikan Presiden SBY untuk membantu Ahmadiyah yang teraniaya. Menurut PQ, berkat kontak dgn HR itulah maka DEPAG mau memanggil JAI untuk dialog. Menurut PQ pula , loby via HR yang menyebabkan POLRI mau memanggil JAI.

Pertanyaannya kemudian, Dialog JAI dgn DEPAG berlangsung sejak September 2007, ketika anarki terhadap JAI sedang mereda. Undangan Mabes Polri November 2007- jika itu hasil loby PQ via HR- kenapa mesti ditolak oleh PB JAI?  Faktanya, ketika dialog  JAI –DEPAG dalam Stagnasi menunggu poin Kenabian dari petunjuk London (dari 12 poin  hasil dialog 4 kali JAI DEPAG) , dan  JAI juga menolak Undangan Mabes Polri , terjadilah tragedi Manislor Selasa 11 Des 2007. Juga ancaman asegaf cs ke Masjid Hidayat Jakpus, Masjid JAI Bogor dll. 

Itu artinya , ada kekuatan anti Ahmadiyah yang tidak cukup hanya dengan diantisipasi seorang PQ sendirian. Kebetulan PQ pernah menjadi Pejabat tinggi Negara, punya uang banyak, luas loby dan kenalanya. Tapi PQ saat ini sudah berusia 70 tahun. Pertanyaan Apace, bagaimana menyebarkan pemahaman seperti PQ dalam menyikapi exsternal diluar JAI-  kepada komponen JAI yang belum sependapat dgn cara PQ? Juga penjelasan kepada Generasi muda JAI? PQ setuju, mengadakan seminar-2 menyangkut  kaderisasi hal- hal semacam itu. 

Bahkan ketika akhirnya JAI bersedia hadir di Mabes Polri dgn tim lima orang: Amir+ PQ+ Ir.Anis+ DR Soma+ drh Anwar Saleh, pada 19 des 2007, yang diliput kukuh lengkap- dengan rekaman audio visual, masih ada penyerangan  terhadap JAI di Sadasari dua hari sesudah Iedhul Adha. Walaupun benar, kata  Irjen Saleh Saaf, bahwa pertemuan di Mabes Polri itu, disamping tidak untuk menghakimi JAI, tapi terutama untuk mencegah agar Iedhul Adha 2007 tidak jadi medan Jihad Fi Sabilillah bagi orang- orang/ kelompok yang anti Ahmadiyah. Karena, kata Saleh Saaf, ancaman yang juga sudah disiarkan berbagai media dari kelompok-2 anti Ahmadiyah jelas  ada, dan sudah diketahui umum. Itu memang solusi jangka pendek. Dan sekurang kurang nya telah berhasil mencegah anarki di Hari Iedhul Adha 2007. Solusi menengah dan jangka panjang harus terus diupayakan bersama berbagai komponen bangsa, ujar Saleh Saaf- Jendral berbintang dua yang mengepalai Badan Intelejen Mabes Polri.

Apakah hal itu terjadi karena lambatnya komunikasi POLRI ke jajarannya sampai tingkat bawah se Indonesia, yang dijanjikan oleh Irjen Saleh Saaf? Atau juga terkait lambatnya Penyebaran Dokumen 7 poin kesepakatan AMIR yang ditandatangani bersama Prof Atho+GM+ Kejagung+ Irjen Saleh Saaf, yang hari itu(19/12) disanggupi Amir bisa di distribusikan ke Cabang-2 JAI se Indonesia? Atau karena terbatasnya pemberitaannya Media untuk mensosialisasikan Dokumen 7 poin Amir JAI di Mabes itu? – karena memang hanya SCTV yang menyiarkan, dan itupun tidak lengkap hanya sepotong, digabung dgn berita-2 lain?. 

Harapan Amir di Mabes, yang meminta agar wartawan SCTV menyiarkan lengkap Dokumen tsb tidak terjadi. Sementara Penyebaran Dokumen 7 poin Amir +Polri  juga tidak dilakukan segera oleh PB JAI. Padahal kesepakatan yang diminta Irjen Saleh Saaf hari itu (19/12) ,Mabes Polri akan instruksi pengamanan dari Polri sampai ketingkat bawah se Ind. Amir JAI mensosialisasikan ke Cabang-2 JAI  se Ind. Media memberitakan segera ke seluruh Indonesia. Nampaknya hal itu  belum terlaksana dengan baik.
Qoyum dan Loby-2
Sabtu 28 Desember 2007, tiga hari setelah pertemuan Apace dengan PQ, TTS mengaku  ke nks bahwa ditelepon PQ. Menurut TTs, PQ entah bagaimana ceritanya, setelah ada jawaban Huzur5 soal 12 poin hasil Dialog DEPAG –JAI, yang intinya Huzur tidak keberatan dengan poin yang tidak menyebut Nabi kepada Hz. Mirza Ghulam Ahmad, mengharapkan agar orang-2 Ahmadi yang dekat dengan GM mengkoordinasikan hal tersebut untuk mengetahui sikap GM, atau bahkan minta tolong GM.

Nks. Jawab ke TTS, bahwa loby semacam itu sudah, dan sering dilakukan oleh nks cs. Tetapi, jika yang diharapkan PQ adalah bantuan GM untuk memberikan desakan pemahaman kepada DEPAG atau MUI, soal Imam Mahdi atau Al Masih yang masih dipertahankan - menurut petunjuk Huzur5, maka hal itu tentu harus dilakukan oleh Pejabat JAI yang punya kapasitas untuk itu.
Nks siap memfasilitasi pertemuan PQ dgn GM secara pribadi, atau PQ+ Anis dgn GM, terserah dimana saja tempatnya. Bagaimanapun, JAI perlu membangun silaturahmi sebanyak- banyaknya dengan berbagai tokoh dan kalangan.
Jika belum mungkin secara institusi atau birokrasi JAI, maka bisa pribadi-2 seperti PQ atau Anis, yang sudah agak nyambung komunikasinya dengan tokoh-2 semacam GM- Ulama NU mantan Ketua KPU 1999, Irjen.Saleh Saaf-Kaba Intelkan Mabes Polri, Prof Atho- Ka Litbang DEPAG RI dll.
Bukankah dalam pertemuan PQ dengan Apace 25/12 , PQ juga menyatakan keinginannya bertemu dengan Yapto - Ketua PP Pusat? Atau sebelumnya PQ juga bercerita , pernah meloby (maksutnya loby dgn sering memberi upeti- kata PQ) Mustafa Bisri, Hatta Rajasa, Gus Dur , Ulil AA dll.
Dalam situasi apapun, JAI harus terus- menerus membangun loby  secara Vertikal dan Horisontal. Horisontal, kepada sesama kelompok organisasi dan komponen masyarakat. Vertikal , kepada Tokoh masyarakat, Pejabat-2 Pemerintah, Pimpinan Lembaga semacam MUI dll diberbagai tingkatan, mulai dari Pusat sampai daerah.

Candah Apace
Hal yang agak menggelitik dikemukakan TTS yang mengaku atas info PQ , beberapa pejabat JAI meragukan keAhmadiyahan  TTS, dan kalau perlu diperiksa candahnya.
Jika hal semacam itu dikemukakan , maksutnya keraguan atas Kejemaatan seseorang- berdasarkan asumsi pembayaran Candah, oleh Pimpinan JAI, maka sebaiknya kita menyimak kembali Petunjuk Huzur ke IV- Hz Mirza Taher Ahmad ra tahun 1988-1989.  Petunjuk pendiri MTA International itu kepada JAI direkam kedalam pita kaset audio khusus, di studio profesional, disuarakan oleh Mlv. Muhyidin Syah Shd. Belakangan, tahun 2006- 2007, setelah hampir 20 tahun berlalu, barulah Jemaat Cabang Tangerang mengungkapkan dalam Bulletin Lokal mereka, setiap  Jumat secara bersambung.

Kita bisa memahami, banyak Pimpinan JAI yang belum mengetahui petunjuk Huzur IV ra itu, karena waktu itu, sifatnya agak rahasia. Mengingat , didalam petunjuk Huzur IV ra itu banyak disinggung tentang keterlibatan sejumlah Perwira Tinggi TNI dalam berkonspirasi untuk  “menghantam” Ahmadiyah.
Tahun-2 itu adalah jaman jaya-2nya kekuasaan Presiden Soeharto yang terkenal represip. Penembakan Misterius (Petrus) atas sejumlah  orang yang dianggap musuh Negara – merupakan kenyataan yang tidak boleh diberitakan pers.
Sikon itu, mungkin, menyebabkan Pimpinan JAI, dibawah Pimpinan Amir Mln. HMA Cheema HA Sy, mengambil kebijakan untuk tidak menyebar luaskan petunjuk Huzur IV tersebut.
Salah satu poin yang layak dicatat dan dipahami oleh Jemaat, bahwa Huzur IV ra bahkan menjadikan orang Ahmadi- yang seolah olah sudah murtad- dan masuk Agama Kristen dibawah sekte kelompoknya Mantan Presiden AS Ronald Reagan, sebagai sumber informasi penting bagi   Ahmadiyah International.
Murtadin, sebut saja begitu nama informan Huzur IV ra itu, tidak tercatat lagi sebagai anggota Ahmadiyah manapun diseluruh dunia. Jadi, logikanya, Murtadin itu juga tidak akan ditemukan daftar  pembayaran Candahnya di Jemaat Cabang manapun.

Tapi benarkah Murtadin itu tidak pernah membayar ”Candah” sama sekali dalam bentuk apapun?  Bukankan kita  mendengar Huzur sering menerima bingkisan, atau sumbangan uang langsung , yang tidak ditulis dengan kwitansi Candah, dari orang-2 Ahmadi yang tidak mau disebut namanya?
Mahmud Hall disebelah Masjid Fadl London, tidak diketahui siapa donatur  yang menyumbangkan uangnya  untuk membangun Gedung yang kemudian juga menjadi Pusat Kegiatan Jemaat UK itu. Sampai saat Sir Zafrullah Khan wafat, barulah diketahui, bahwa mantan Menlu Pakistan itulah donatur terbesar  pembangunan Gedung di Jantung kota Inggeris itu.
Di Indonesia, kita juga sering menemukan  fakta Pembangunan Masjid maupun Rumah Misi, dan fasilitas kegiatan Jemaat, mendapat sumbangan besar dari sejumlah Ahmadi yang tidak mau disebut namanya.
Dalam bentuk yang berbeda, ada sejumlah keluarga Ahmadi yang tinggal di komplek pemukiman penduduk , sendirian saja, tidak ada anggota Jemaat lainnya. Masjid JAI pun jauh. Karena tetangga sekitarnya telah tahu bahwa mereka adalah orang-2 Ahmadiyah, maka aktivitasnya dalam kegiatan sosial menjadi sorotan masyarakat.  Untuk membangun citra,dan bertabligh dengan ahlak  terhadap masyarakat disekitarnya, yang rata-2 golongan ekonomi lemah, keluarga Ahmadi ini sering menyalurkan pengorbanannya untuk membantu lingkungannya.
Ahmadi semacam itu, mungkin Catatan Candahnya tidak dawam. Kehadirannya ke Masjid JAI pun tidak routin- mungkin uang transport untuk ojek maupun angkot tidak selalu punya. Karena penghasilannya tidak tetap. Namun Ahmadi semacam itu sering dikenal sebagai tokoh masyarakat dilingkungan yang kebanyakan bukan Ahmadi.

Ahmadi yang tidak kaya secara ekonomi semacam itu, sering menjadi Ketua RT/RW, atau Ketua Organisasi masyarakat yang dihormati, tanpa menyembunyikan Ke Ahmadiyahannya. Mereka melakukan pengorbanan kepada masyarakat lingkungannya, yang jika diuangkan -bisa jauh lebih besar dari pembayaran candah Jutawan Ahmadi sekalipun.

 Secara administratip, beberapa Ahmadi mungkin sulit dilacak pembayaran Candahnya di Jemaat Cabang manapun. Tapi dengan caranya sendiri, Ahmadi semacam itu melakukan banyak pengorbanan yang belum tentu bisa dilakukan para  Pengurus JAI sekalipun. Jika  pengorbanan semacam itu juga diniatkan atas kecintaanya terhadap Jemaat Masih Mau’ud as.,berhak-kah? dan layakkah? seorang Pimpinan JAI meragukan keAhmadiyahannya? Hanya Allah yang Maha Tahu!
Temu PQ GM
30 Desember 2007 –Minggu sore, GM  mengirimkan sms singkat ke nks, isinya bahwa PQ sudah kontak GM. Nks. merespon dengan menjelaskan loby-2 yang dibangun Apace ke PQ. Awalnya GM tidak begitu antusias atas kontak PQ. Namun setelah melalui dialog panjang dengan nks. yang menjelaskan bagaimana dan siapa Qoyum dimata Jemaat maupun perannya sebagai anak Bangsa, barulah GM mulai tertarik.
Semula GM menganggap biasa-biasa saja terhadap PQ, dengan mengatakan bahwa GM hanya sekedar ingin mendapatkan lawan tanding yang cerdas dan realistis, terutama dalam  mencari solusi JAI.

Kesan GM yang menganggap PQ biasa-2 saja , itu juga tercermin dari cara GM menuliskan nama PQ di sms dengan hanya  menyebut “Qoyum”, tanpa embel-2 apapun. Ketika secara bertahap nks. menjelaskan pentingnya peran PQ, tidak saja untuk urusan JAI, tapi juga bagi persoalan Bangsa dan Negara, barulah GM merubah irama dialog memperbincangakan peran PQ dengan nks.
Ketika dialog GM dengan nks berlangsung, tak lupa tim Apace dan Ahmadi diseputar pergerakan  “Keprihatinan menuju Perbaikan” , dikirimi sms yang menginformasikan bahwa sudah terjadi kontak langsung PQ dengan GM dalam nuansa yang indah! Harapannya, tentu agar semua ikut berdo’a.
Koordinasi Kultural Khas Ahmady
SMS yang dikirim nks ke tim Apace dan Ahmadi di lintas Pergerakan  sejak jam:21.09- Minggu 30 Desember 2007 itu bunyinya sebagai berikut: Sudah terjadi kontak indah antara Qoyum dan GM – dilanjutkan dengan dialog adu strategi antara kukuh dengan GM- yang endingnya- InsyaAllah- indah- mohon doa.
Yang paling cepat merespon dengan mengirim sms do’a kembali ke nks, adalah  TTS dari pos Apace, Parja dari Trah Neman, serta A.Burhan-dari Bali.
TTS merespon dengan sms ke nks begini: InsyaAllah Pak, semoga Allah taala selalu membimbing kita semua.amin. Pejabat Permata Bank berdarah China itu, meluncurkan sms do’anya Minggu 30 Desember jam: 21.18, atau hanya berjarak sembilan menit sejak nks mengirim sms berita kontak indahnya PQ dengan GM.
Parja Trah Neman membalas sms  dari nks, dengan istilah kata yang agak vulgar namun segar, bunyinya begini: Mubarak untuk semua kreativitasnya dalam mewujutkan karya yang gila, sekali lagi Mubarak untuk kegilaanya, sukses dan maju terus! Balasan sms dari PTN itu diterima nks Minggu 30 Desember 2007 jam: 21.21- atau dua belas menit setelah terima  sms dari nks.
Sementara A.Burhan dari Bali mengirim balasan sms ke nks tepat jam:21.53 masih dihari Minggu 30 Desember 2007, bunyinya begini : Amin. Doa kami menyertai perjuangan Bapak selalu. Amien.
Doa-doa  dari tim Ahmadi di lintas Pergerakan yang belum bersedia disebut namanya , terus mengalir – dari bibir dan lubuk hati yang paling dalam. Dengan harapan, semoga Allah swt meridhoi usaha para hamba yang lemah itu.Amien.
Malam terus merangkak, seiring dinginnya cuaca Jabotabek yang tak henti diguyur hujan akhir tahun 2007. Dari Padepokan sederhana, tak jauh dari Pusdik Mubarak Parung, nks terus mencatatkan semua proses loby dan dialog  dengan berbagai fihak, guna menyiasati  sikon JAI dan kebuntuan langkah ditengah problema krisis Bangsa dan Negara.
Dinginnya malam yang nyaris membekukan hati, karena lama dan bertubi-tubi dihantam fitnah dari internal maupun exsternal, tiba-tiba mulai terhangatkan dengan munculnya sms GM ke nks yang mengabarkan bahwa, PQ bersepakat untuk mengadakan pertemuan dengan GM Rabu 2 Desember 2007 di Belezza PH Jakarta selatan jam 12.30 siang. Sms GM itu bunyinya begini: Saya akan ketemu Pak Qoyum tanggal 2 Januari 2008, harap diatur dengan Tata, tempatnya di Beleza jam 12.30 siang. Syukron.
Nks. segera menjawab begini: InsyaAllah saya atur dengan Tata- temuan GM dan Mas Qoyum Rabu 2 Januari 2008 jam 12.30 di Beleza, apa nama Restorannya siapa yang milih dan siapa yang traktir?

Nks.mulai merubah penyebutan PQ dengan Mas Qoyum, untuk mengimbangi “bahasa budaya GM” yang mulai menuliskan panggilan Pak Qoyum di sms-nya ke nks. Karena sebelumnya, setiap menulis nama PQ, GM  hanya menyebut “Qoyum” saja. Coba kita simak salah satu sms GM yang masih agak bernada pesimis sampai Hari Minggu 30 Desember jam:19.48,  yang bunyinya begini: Qoyum sudah tua, sy hanya ingin dia jadi partner ship untuk selamatkan Ahmady saja, kalau tidak bisa ya tidak apa-2, saya tidak rugi apa2 -Ahmady yang rugi sendiri.Syukron.

Atau juga lihat contoh bahasa sms GM ke nks yang masih bernada”Konformitas dogmatis” ini: Gm.30 des 2007 jam.17. 39: Saya tidak dalam posisi merebut hati Qoyum segala, yang benar terbalik, yang terancam Ahmady bukan saya, saya hanya mau lawan tanding yang cerdas dan realistis.

Dinamika dialog sms GM dengan nks dan berbagai nuansa sikonnya, insyaAllah sebagian besar terekam lengkap dengan tanggal,bulan, tahun, jam dan menitnya.

Hikmah Qoyum Sakit
1 Januari 2008, entah apa sebabnya, PQ harus  masuk Rumah Sakit MMC Kuningan – Jakarta. Belakangan, baru diketahui, ada gangguan pencernaan di perut beliau. Akibatnya, pertemuan PQ- GM  harus tertunda. Yang juga menarik dicermati, dari sumber  terdekat kalangan JAI, sebelumnya  PQ sempat menasehati J.Lamardy SH(JL).

Menurut sumber JAI, JL- yang mulai aktip di Jemaat sejak usia Anshar, dan langsung menyodok lengket di lingkar terdekat Amir JAI- diakhir Kepemimpinan  Kol.M.Lius Maala  menjelang tahun 2000an-itu, merupakan orang yang banyak mempengaruhi kebijakan  AB- Amir JAI 2007. 

Masih menurut sumber dikalangan JAI, PQ marah cukup keras saat menasehati JL. Intinya PQ menyalahkan JL yang membawa situasi kepemimpinan JAI  kurang bisa berkoordinasi dengan berbagai kalangan  komponen Bangsa, baik yang Pro maupun yang kontra terhadap JAI.

Faktanya, entah dengan teori  dan cara apa, situasi JAI yang sedang  menghadapi tekanan exsternal, bisa melahirkan seorang JL- yang bukan Sekretaris PB-  nempel ketat di tim inti Amir saat dialog di DEPAG  RI- seri ke 4 dan ke 5, sambil tidak mengikutkan Dr.Ir. Soekmana Soma(SS)- yang resmi terpilih di Majlis Syuro Nasional JAI 2007- sebagai Sekr Kharijiah PB, dan sudah direstui Huzur ke V aba.

Entah siapa unsur JAI yang telah melanggar Nizam.  SS tidak dipecat Amir, juga tidak dilengserkan Huzur, tapi fungsi tugas Kharijiyah nyaris  tidak melibatkan seorang SS, justru disaat situasi JAI menghadapi banyak ancaman.

Bahwa sebagai Sekr Kharijiah SS punya kekurangan, itu sangat manusiawi. Karena SS belum pernah aktip di PPMKAI, PPMA- bahkan juga di JAI Cabang asalnya. Kedudukannya sebagai Ketua ICMA (Ikatan Cendekiawan Muslim Ahmadiyah) tak serta merta memberi SS pengalaman berharga dalam memimpin komunitas internal JAI.

Kurangnya modal pengalaman organisasi di internal JAI, bukanlah sebuah alasan yang boleh untuk tidak mengundang SS dalam setiap  rapat pimpinan JAI  membahas sikon JAI yang berhubungan dengan  fihak luar. Karena , “itu jelas bidang tugas Kharijiah”!, ujar Kol Shahbudin Burhan- mantan Sekr Kharijiah PB- pereode  tahun 2000an- dalam sms nya kepada redaksi ( sms.Kol Shahbudin B. Srby 16.des 2007-jam 12.33: Skr Umur kharijiyah Dr. Sukmana Soma punya posisi = Skr PB lainnya, sm2 dipilih  oleh sidang paripurna MSN. Tdk ada yg 1 lbh tinggi dr lain atau yg 1 lbh menekan yg lain. Sikon internal yg dihadapi JAI  sepenuhnya peran UMUR KHARIJIYAH).

Secara khusus, konon PQ menasehatkan kepada JL, agar  bisa membawa kesejukan dilingkungan kepemimpinan JAI,  supaya tidak lagi ada  “nuansa permusuhan terhadap Tokoh-2 masyarakat” baik yang  membela maupun yang memusuhi JAI.

Karena, faktanya,diakhir tahun 2007, entah dari siapa sumbernya awalnya, telah beredar berita dikalangan JAI sekitar Jabodetabek.Yang jelas beberapa orang menyatakan menerima perintah agar menjauhi tokoh tertentu, yang selama ini justru dikenal dekat dengan  banyak Ahmadi, mulai dari tingkat anggota biasa, anggota PB maupun Mubaligh.

Redaksi sendiri memiliki banyak bukti, terkait dengan sikon-2  psikologis dikalangan JAI yang tidak kondusip itu. Banyak bukti dalam bentuk sms, catatan negatip tertulis, tuduhan tanpa bukti  yang terekam secara audio maupun visual.

Jika oknum JAI yang merasa pernah melemparkan sikap permusuhan, tuduhan negatip tanpa bukti, dan fitnah terhadap  Tokoh-2 Masyarakat yang pernah membela Ahmadiyah, tidak segera kembali ke Prinsip Dasar Nasehat Huzur ke:III ra- Love For All Hatred For None, maka oknum-2 semacam itu layak menerima “Hukuman Sangsi Berat dari Jemaat.

Jika Jemaat tidak memberi sangsi keras terhadap oknum-2 “pemfitnah” semacam itu, maka secara sengaja- sadar ataupun tidak, mereka telah menjerumuskan JAI kedalam konflik internal maupun exsternal yang sangat berbahaya. Tragedi Manislor akhir tahun 2007, dan berbagai ancaman terhadap JAI diberbagai daerah, adalah bukti riil buah sikap yang kurang bijaksana- dan kurang kooperatip- dari segelintir orang yang mampu mempengaruhi kebijakan Pimpinan JAI.

Qoyum & Managemen Positip
Dalam temu Apace dengan PQ 25/12/07, di Kuningan Jakarta, PQ menekankan pentingnya menyatukan segala potensi positip, yang ada dalam JAI maupun diluar JAI. Didalam Jemaat sendiri, demikian ujar PQ , isinya kan macam-2, tidak ada yang sempurna.

Artinya, tiap orang pasti punya unsur Positip dan Negatip. Jika kita ingin  JAI terus berkembang makin baik dan maju, layaknya sebuah Perusahaan, maka kita harus lebih banyak memadukan segala potensi positip, sambil menyingkirkan , atau sekurangnya melupakan dulu potensi negatip seseorang.

Kalaupun oknum-2 yang merasa sok suci, dan sok hebat, belum bisa bersahabat dengan tokoh-2 Masyarakat yang dianggap punya  banyak potensi Negatip, sebaiknya janganlah memusuhi, atau menyebarkan permusuhan , secara lisan, sikap maupun tulisan. Sebab, kata PQ lagi, kita akan repot menghadapi musuh-2 yang punya pengaruh kuat diberbagai komponen Bangsa.

Disaat PQ masih dirawat di RS MMC Kuningan Jakarta (2/1/2007), reporter lapangan melaporkan kepada Redaksi , bahwa sejumlah tokoh JAI melangsungkan pertemuan di GMHK dengan ABN- pengacara kondang, yang sering disebut-sebut sebagai pembela JAI.

Semula , konon, JL tidak akan diikutkan dalam  pertemuan itu, namun setelah  tawar menawar yang agak alot, akhirnya JL dibolehkan bergabung.  Intinya, pertemuan itu, JAI tidak ingin menuntut RISatu, dalam kasus penganiaayaan  yang menimpa JAI. Juga dibahas kaitanya dengan rencana dialog lanjutan  bersama DEPAG, Kejagung, Mabes Polri dll.

Qoyum & GM di Patra Kuningan
Entah karena terlanjur rindu ingin bertemu, atau karena hal lain, Kamis 3 Januari 2008 jam;07.22 GM sms  ke nks untuk memastikan kondisi kesehatan PQ. Bunyinya begini : Cek, apa Qoyum sudah sehat? Tiga menit kemudian nks telah menjawab dengan singkat sms ke GM begini : Masih di RS- mohon doa.

Yang anehnya, sementara GM terkesan ngebet pengin cepet ketemuan PQ padahal kondisi nya lagi sakit, dari arah Kubu Apace, TTS, HW dan BR menginformasikan ide untuk merancang  agar GM bisa menengok PQ di RS.

Nks. Tak buru-buru merespon niatan itu. Karena menyadari sikon  Pimpinan JAI yang merasa dekat dengan PQ, kurang suka atas  kontak pribadi GM  dgn PQ, maka nks minta dikonfirmasi ke BR, agar bisa memastikan bahwa sikon di sekitar RS tempat PQ dirawat cukup kondusip untuk menerima kunjungan GM.

Entah bagaimana jalan  ceritanya, setelah TTS mengabarkan jaminan BR bahwa  sudah beres soal sikon sekitar PQ, tiba-2 WSJ telah memastikan adanya kendaraan yang siap menjemput GM bersama Apace.

Kepastian tersedianya kendaraan yang siap jemput GM dan tim Apace, tak serta merta  membuat nks brani memastikan kontak ke GM.  Baru setelah ada kepastian jam 15.00 untuk  jemput GM, nks mulai loby GM.

Kamis 3 Januari 2008 jam: 10.30 nks segera kirim sms ke GM dengan bahasa budaya khas gabungan Jawa dan Jemaat bunyinya begini: Mohon GM berkenan menjenguk Qoyum dengan do’a dan cinta, jika berkenan- insyaAllah kami akan atur jemput GM, mohon konfirmasi dan mohon do’a.

Selang dua menit kemudian, GM telah menjawab dengan sms singkat: “Setuju”!  Nks setelah koordinasi dengan tim Apace melanjutkan informasi ke GM tentang jam kunjungan ke RS tempat PQ di rawat, sekaligus  info agar siap pada jam tersebut. Kurang dari lima menit, GM telah menjawab singkat lagi dengan sms :”InsyaAllah”!
Penyakit BR
Waktu terus bergulir. Persiapan masing-2 tim Apace  dengan tugas masing-2 pun makin mengkristal. Tiba-2 menjelang jam 15.00 BR kontak ke nks, mengatakan bahwa PQ telah pulang dari RS MMC Kuningan, dan kembali kerumah. Tentu saja nks terkejut. Karena ide awal GM kunjungan ke RS tempat PQ dirawat itu justru rancangan BR yang dikomunikasikan ke HW dan AADP. 

Setelah semua Ok- kontak ke GM pun mulus, eh, BR sambil mengemukakan berbagai alasan berniat membatalkan temu PQ & GM. “Kayaknya PQ keberatan menerima GM dirumah Patra Kuningan yang masih berantakan”, ujar BR cengengesan.

Dengan menahan jengkel dihati, nks minta agar BR dan keluarga datang langsung ke Patra Kuningan, untuk memastikan sikon setelah PQ pulang dari RS.

Singkat cerita, walaupun masih belum pasti betul, nks langsung meluncur ke PH-AA/3 , rumah GM, dimana AADP,TTS dan PK telah menunggu dengan kendaraan yang telah disiapkan WSJ.

Sebelum memastikan bagaimana cara ngomong ke GM tentang perubahan jadwal kunjungan, nks memperbincangkan agak njlimet dengan AADP, TTS dan PK. Sementara HW juga mendapat berita dari BR yang masih belum jelas.
AADP yang sudah lebih mendongkol dengan ulah BR, yang sudah puluhan kali bikin stori  kekacauan, kontak ke WSJ dan  berbagai jurusan ikutannya  sambil uring- uringan.

Nks, untuk menurunkan tensi kejengkelan, menyikapi sikon itu sambil tertawa-tawa kecut. Persoalanya, kali ini kita bikin janji dengan pihal luar, tokoh yang sudah berkali- kali dikhianati janji pejabat JAI. BR yang sudah berkali-kali bikin ulah ,sebelumnya masih termaafkan , karena belum fatal menyangkut pihak luar JAI. Tapi sekarang ini agak serius.

Ya, karena sebagai Ahmadi kita masih punya serep do’a, dengan sisa-2 potensi  do’a itu, akhirnya kita jalani semua sikon  sambil mengalir saja.

Pertemuan PQ dengan GM akhirnya terlaksana juga. PQ yang masih nampak lemes, menerima dengan gaya keramahan yang maksimal untuk ukuran orang yang baru sembuh dari sakit.

Dialog PQ –GM  berlangsung hangat, diselingi humor-2 segar khas Kyai NU, yang dibawakan GM agak kelewat vulgar. Tapi nampaknya PQ bisa menikmati candatawa dan humor GM dengan ceria pula. Berkali kali PQ tertawa terpingkal pingkal saat GM mengungkapkan berbagai  prinsip dan cerita seputar cara Manusia seperti GusDur dalam beragama.
Dibalik semua basa- basi berbalur sendau gurau itu, terselip pula pesan-2 dan strategi yang ditawarkan GM, untuk menghadapi sikon JAI yang terjebak dalam dilema pertarungan politik dari berbagai konponen Bangsa Indonesia.

PQ nampak sependapat dan menyetujui konsep-2 GM. Karena pada dasarnya PQ punya latar belakang pergaulan didunia politik yang tidak jauh berbeda dengan GM. PQ juga mengungkapkan  bahwa semasa masih kuliah di ITB, dengan teman-2 pergerakan diera pemerintahan Presiden Sukarno, PQ juga pernah ditahan 3bulan. Sementara GM berulangkali mengisahkan, bahwa di era Pemerintahan Suharto, sekurangnya juga sudah delapan kali ditangkap dan ditahan.

GM juga menyodorkan, hasil lobynya dengan KH Ma’ruf Amin, Ketua MUI, yang menyetujui 12 butir kesepakatan JAI dengan Pemerintah  didrop satu butir, sehinga sisa sebelas item saja. Butir yang dihapus adalah poin yang menyangkut Kenabian Hz Mirza Ghulam Ahmad as. Karena menurut GM , MUI sudah setuju, maka PQ berjanji untuk  menyampaikan ke AB, agar JAI juga setuju saja.